Minggu, 04 November 2012

MENITI CAHAYA


Terlelap di sebuah bunga tidur.
Entah bunga tidurku indah atau bunga tidurku yg buruk untuk mengingatnya.

Dan lagu Allah dengan perantaraan azdan membangunkanku. Kuterlelap lagi dengan sejuta khayal membayangi. Terbangun lagi tanpa cahaya, diluar tampak gelap, tak ada tanda2 pagi dengan senyum hangat mentari. Asam bersama hambarnya rasa yg tak kunjung diasa.

Hening…..

Sejauh mata memandang, pikiranku tetap kosong.



Langit diluar masih gelap. Setelah pagi itu pergi. Lama tak menikmatinya. Dua sendok gula dalam cangkir dengan teh celupnya kuseduh air panas itu, kuseruput diwaktu hangat. Tetap gelap ketika pagi berganti siang.

Mengapa seberkas cahaya itu tak menampilkan batang hidungnya. Malu kah kau cahaya? Atau kau sudah lupa jalan kembali. Jelas kau kini dengan kesesatan arahmu.

Sore dengan kemendungannya mengantarkan angin rindu.
Dan huujan turun lagi membasahi bumi, aku bersembunyi dibalik payung hitamku, gelap merindu terang. Bersahabat rindu. Meniti senja gelap tak bercahaya. Dan kini semakin gelap, semakin banyak tetesan air membasahi, ribuan titik hujan mengalun indah dengan gemericik rindu membawa angin malam. Masih menanti seberkas cahaya itu membawa lari dalam kegelapan.

Aku bersama pagi, siang, senja, malam, gelap dan hujan namun tidak denganmu cahaya !!!!

Me
4th Nov.2012 4pm