MAAF memang mudah terucap namun memaafkan bagiku itu yg tersulit
entah mengapa aku membenci kata maaf itu terucap dibibirmu
mungkin dengan kata MAAF setelah kau ungkapkan kau akan hilang dari pandanganku
perlahan namun pasti saat inipun kau hilang dari sisi ini
kau takkan pernah tahu apa yg kurasa saat ini.
kau bisa menerkanya, membuat sebuah wacana
DIA MASIH ADA UNTUKKU .....
aku setuju denganmu
begitupun hati ini walau kutahu jarak dan waktu tak mungkin menyapa lagi
kau memilih lebih dari kukira. jalan hidupmu tak mesti berada disana secepat itu
kau masih terlalu muda tuk berpindah menuju kehidupan lain
apakah kau disana masih hidup atau ruhmu senantiasa bersama alamku disini?
AKU MERINDUMU wahai sang pujangga hatiku
ada yg hilang setelah kau pergi, sulit bagiku tuk menyusulmu
karena takdir kita ternyata berbeda
TUHAN berkata lain tentang kita. kau hilang tuk selama-lamanya.
kita dipertemukan dalam rinai hujan kala sore itu
kumenunggu sembari menatap awan yg menangis
kau berada tepat disisi kananku
obrolan demi obrolan sempat terlintas dan begitulah seterusnya
saat simbolis mutualisme mengesakan kita. kenapa? kenapa tiba-tiba hilang?
kucari kau namun tak kunjung kutemukan. sedih rasanya hati ini !
kemarin hujan itu datang lagi
kumenunggumu, berharap kau datang lagi seperti sedia kala waktu itu
namun kau tak kunjung jua datang atau menghampiriku. kemana dirimu?
ku masih belum menemukan rasa yg hilang itu
tapi aku tak kehilangan akal, kau tetap kucari dan kucari,
tak peduli seberapa bnyk waktuku yg tersita
ku tetap teguh mencari rasa yg hilang.
apa yg kudapat???
kepahitan yg tiada tara, tersiksa, sesak,
dan aku terjatuh saat kutemukan nisan bertuliskan namamu
kau kah itu? aku masih tidak percaya, sulit rasanya kata demi kata tersunggih dibibirku
kau hilang, kau hilang dari pandanganku, bukan sekejap tapi tuk selama-lamanya
ingin bertemu denganmu rasa-rasanya sudah tidak mungkin lagi
kau tidak kuminta kembali
kuhanya ingin kau datang ke dalam mimpiku, mendengar sebuah kalimat saja
aku hanya ingin mengatakan