Sabtu, 26 November 2011

puisi matahari berubah mendung kemudian hujan

MATAHARI, MENDUNG, HUJAN

Ohhh Matahari, kau mampu menyinari seluruh isi bumi
Sinarmu kala pagi itu menghangatkan jiwa dan hati ini
Merasuki jendela-jendela kamar, menembus celah-celah itu
Sinarmu kala sore itu mengagumkan jutaan pasang mata yg menikmati terbenammu

Sunrise dan Sunset adalah 2 kata yg aku kagumi darimu
Siangmu yg begitu panas, membara, membabi buta mebuatku resah dan gelisah
Kau mampu membakar kulit ini, bahkan mengelupas seperti ular yg sedang berganti kulit


Akan tetapi, kau tetap dicintai Ibu-Ibu di seluruh belahan bumi, 
WHY? WHY? Dan WHY?
Karena terikmu mampu mengeringkan cucian Ibu-Ibu itu dalam sekejap
Terikmu saat ini seakan melampaui batas panas pada umumnya. Terik yg begitu menyengat
Kubenci kau di saat siang yg bolong


Ohhh Mendung, kau mampu menggetarkan sukmaku
Kehadiranmu membuat semuanya menjadi kelabu, pekat, hitam, tak berwarna
Kau mengubah langit yg tadinya biru menjadi sedih
Kusuka angin yg kau tebarkan jika kau datang, semilirnya mampu tenangkan jiwa
Tapi, tau tidak mendungmu mampu membuat Ibu-Ibu sedunia galau, WHY? WHY? Dan WHY?

Karena mendungmu menunda kekeringan pakaian yg telah dijemur
Galau se galau-galaunya perasaan Ibu-Ibu saat itu
Tapi kucinta kau di saat terik, karna kau mampu mendinginkan hatiku yg lagi panas kala itu


Ohhh Hujan, aku selalu bahagia saat kau turun membasahi bumi
Tidak daun, ranting, tanah, bahkan akupun kau buat jd kuyup oleh rinaimu
Kau mampu memberikan imajinasi melalui rintik demi rintik, 
seakan kau bercerita kepadaku tentang perasaanmu

Tapi tau kah, kau membuat GATOT para Ibu-Ibu 
alias Galau Total Ibu-Ibu sedunia?
WHY ???? WHY????  WHY???? WHY????
Karena kau tak bisa membuat jemuran Ibu-Ibu sedunia kering
Meskipun engkau adalah anugerah, namun kedatanganmu sangat tidak diharapkan pada saat hari terpenting

Yaitu HARI MENCUCI SEDUNIA 

karya : asyra funnisa

2 komentar: