Minggu, 16 September 2012

INNOCENCE OF MUSLIMS

Innocence of Muslims, sebelumnya berjudul Innocence of Bin Laden (judul produksi: Desert Warrior, judul di YouTube: The Real Life of Muhammad and Muhammad Movie Trailer) adalah sebuah film amatir anti-Islam produksi Amerika Serikat tahun 2012 yang disutradarai dan diproduseri oleh Nakoula Basseley Nakoula.Sebulan setelah pemutaran perdananya (sekaligus satu-satunya) di Hollywood Theater, dua trailer film dirilis di YouTube pada bulan Juli 2012. Trailer film ini di alih-suarakan ke dalam bahasa Arab, dan kemudian disebarkan oleh seorang blogger Koptik keturunan Mesir-Amerikabernama Morris SadekPada tanggal 8 September 2012, cuplikan sepanjang dua menit dari film ini ditayangkan di Al-Nas TV, sebuah stasiun televisi Islami di Mesir. Protes keras, diduga atas penayangan film ini, pecah pada tanggal 11 September 2012, bertepatan dengan peringatan 11 tahun serangan 11 September 2001. Protes ini kemudian menyebar keLibyaYaman dan negara-negara Arab lainnya selama hari-hari berikutnya, termasuk serangan terhadap Kedutaan Besar Amerika Serikat di BenghaziLibya, yang menewaskan 14 orang, termasuk Duta Besar Amerika Serikat, Christopher Stevens, dan tiga warga AS lainnya. Film ini juga telah memicu berbagai aksi protes di seluruh dunia.


Menurut pemberitaan CNN, pembuat film Innocence of Muslims sendiri adalah seorang yang bernama Nakoula Basseley Nakoula (55) dengan nama samaran Sam Bacile. Nakoula tercatat sebagai warga Southern California, Amerika Serikat, dan dari biografi hidupnya diketahui pernah dihukum atas kasus penyelewengan perbankan pada tahun 2009 dan pernah dikenal sebagai tahanan luar selama 5 tahun.


Protes Film Innocence of Muslims di Libya

















Belakangan dari pengakuan para pemeran film Innocence of Muslims, diketahui bahwa pada awalnya konsep film itu adalah genre drama dengan judul Desert Warriors. Film itu sendiri seharusnya bercerita tentang peristiwa kuno yang terjadi 2 ribu tahun yang lalu.

Para pemeran film tersebut juga merasa terkejut setelah penulisan skrip yang berubah secara drastis. Bila pada masa shooting, Muhammad disebut dengan nama "Master George" dan setelah film kontroversial itu diproduksi, pengisi suara mulai memainkan peranannya. Dengan beredarnya film Innocence of Muslims yang menyerang umat Islam dan menghina Nabi Muhammad membuat para pemeran merasa telah dibohongi oleh sutradra film yang tidak lain adalah sosok Sam Bacile.

Protes Film Innocence of Muslims

Munculnya film Film Innocence of Muslims telah memunculkan reaksi protes dari berbagai masyarakat Islam di Dunia semenjak 11 September 2012 yang lalu. Tercatat dalam protes yang terjadi di Kantor Konsulat AS di Benghazi, Libya, dibakar sehingga menewaskan empat warga AS, termasuk Duta Besar Christopher Stevens.

Protes film Innocence of Muslims di Tunisia juga dilaporkan telah merengut korban. Menurut laporan Kementerian Kesehatan Tunisia seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (15/9/2012), sebanyak 28 orang para demonstran luka-lukan dan 3 lainnya meninggal dunia.

Insiden itu terjadi ketika para demonstran bentrok dengan aparat polisi yang mencoba membubarkan massa. Para demonstran yang marah tersebut melakukan aksi demo di luar Kedubes AS di Tunis, ibukota Tunisia. 



Video Protes Film Innocence of Muslims di Timur Tengah

Sementara di Sudan dilaporkan juga telah menelan korban tewas dalam protes film Innocence of Muslims. Menurutu sebuah laporan Radio berbahasa Sudan menyebutkan bahwa sebanyak tiga orang tewas saat terjadi gelombang unjuk rasa memprotes film Innocence of Muslims di luar Kedutaan Besar Amerika Serikat di Sudan, Jumat (14/9).

Siaran radio itu menyebutkan bahwa polisi menembakkan gas air mata dan menggunakan pentungan untuk berusaha membubarkan ribuan pemrotes yang berusaha menyerbu kedutaan. Beberapa dari pemrotes sempat memasuki kompleks perwakilan AS.

Sehari sebelumnya di Yaman, juga dilaporkan telah terjadi bentrokan setelah demonstran menyerbu Kedutaan Besar AS menewaskan empat pemrotes dan 48 orang cedera. Korban termasuk 10 anggota pasukan keamanan yang ditugasi menjaga kedutaan tersebut.

Aksi demo di luar Kedubes AS di Kairo, Mesir juga telah menelan satu korban jiwa. Menurut sumber-sumber keamanan, 53 polisi juga mengalami luka-luka dalam bentrok tersebut. Bahkan 7 polisi di antaranya menderita luka-luka tembakan.

Protes terhadap film Innocence of Muslims juga terjadi di Indonesia. Salah satu kelompok Islam yang bereaksi keras atas film tersebut adalah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) . HTI menilai film Innocence of Muslims adalah penghinaan terhadap Rasulullah Muhammad SAW yang dilakukan oleh orang Barat untuk ke sekian kalinya.

Cabut Seruan Demo 

Bergejolaknya aksi demo yang terjadi diseluruh dunia berkaitan dengan beredarnya film Innocence of Muslims telah menelan banyak korban jiwa. Atas hal tersebut kelompok berpengaruh di Mesir, Ikhwanul Muslimin mencabut seruannya untuk menggelar unjuk rasa damai di seantero Mesir guna memprotes film Innocence of Muslims yang telah merendahkan Islam dan Nabi Muhammad. Mereka menyatakan hanya akan berpartisipasi dalam unjuk rasa secara simbolis.

"Menyoroti peristiwa yang terjadi dalam 2 hari terakhir, Ikhwanul memutuskan untuk hanya berpartisipasi dalam unjuk rasa simbolis di Lapangan Tahrir, sehingga tidak akan ada lagi aksi pengrusakan properti, atau korban luka, atau korban tewas, seperti yang terjadi sebelumnya," ujar Sekjen Jenderal Ikhwanul Muslimin, Mahmud Hussein, dalam pernyataannya yang dilansir AFP, Jumat (14/9/2012).

Sebelumnya pada Kamis (13/9) waktu setempat, Ikhwanul Muslimin Mesir menyerukan aksi demo nasional untuk memprotes film 'Innocence of Muslims'. Dalam pernyataannya, Mahmud Hussein menyerukan seluruh umat muslim di Mesir untuk menggelar unjuk rasa damai pada Jumat (14/9) waktu setempat.

Tanggapan Yahudi dan Vatikan 

Film Innocence of Muslims yang telah menimbulkan gejolak diberbagai negara membuat pihak Yahudi dan Vatikan juga turut angkat bicara. Dari pihak Yahudi sendiri yang sudah menyampaikan tanggapan adalah Michael Melchior, Rabi Ortodoks yang juga sebagai mantan Wamenlu Israel menyebutkan turut mengutuk film yang menyinggung Islam, dan memicu unjukrasa mematikan di Libya dan Mesir tersebut.

"Meskipun kebebasan mengungkapkan pendapat dan hak menggunakan sindiran adalah prinsip kudus demokrasi, kebebasan itu tak boleh digunakan sebagai alasan menyiarkan sampah dan lendir". Ujar Michael Melchior seperti yang dikutip dari Yahoo News.

Selain itu Federico Lombardi, Juru Bicara Vatikan juga menyampaikan hal yang senada. Vatikan mengutuk hasutan kebencian terhadap Muslim ini, termasuk kekerasan ikutannya setelah serangan mematikan atas Dubes AS di konsulat AS di Libya akibat film menyinggung Islam.

"Dampak berbahaya pelanggaran dan hasutan terhadap kepekaan umat Islam sekali lagi jelas. Tanggapan akibatnya, kadang kadang dengan hasil menyedihkan, pada gilirannya memelihara ketegangan dan kebencian serta melepaskan kekerasan. Menghormati keyakinan, naskah, angka dan lambang berbagai agama adalah prasyarat penting bagi kehidupan damai masyarakat" ujarnya.

Tanggapan Pemerintah Amerika Serikat

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menyebut film Innocence of Muslims yang dibuat orang Israel di AS, Sam Bacile, sebagai video yang menjijikkan dan tercela.

Clinton menegaskan, pemerintah AS tidak ada hubungannya dengan film yang dimaksud, merupakan pelecehan terhadap agama Islam dengan menggambarkan Nabi Muhammad SAW sebagai sosok yang sangat negatif. "Film itu adalah upaya sinisme untuk menyerang orang lain atas keyakinan relijiusnya.

Bagi kami, khususnya bagi saya secara personal, video ini benar-benar menjijikkan dan sangat tercela. Nampaknya memang sengaja memiliki tujuan menghina, untuk merendahkan sebuah agama yang besar dan memprovokasi kemarahan," kata Clinton, Kamis (13/9).

"Pemerintah AS sama sekali tidak ada kaitannya dengan video ini. Kami secara tegas menolak isi dan pesan video ini," imbuhnya. Meski demikian, Clinton menyatakan semestinya film tersebut tidak dapat dijadikan pembenaran untuk merusak fasilitas dan menyerang diplomat AS. Sejauh ini, Clinton masih bungkam atas tuntutan para pengunjuk rasa untuk menghukum para pembuat film itu.



foto
Munarman (kanan) dan Habib Rizieq Shihab. TEMPO/Yosep Arkian
Pembuatan film Innocence of Muslims, kata dia, menunjukkan bahwa tuduhan selama ini bahwa umat Muslim sering bersikap rasis, intoleran, dan suka melakukan penghinaan adalah tidak benar. "Justru mereka yang membuat film ini yang rasis dan tidak toleran,” katanya.  "Bukan Islam," kata dia.


Saat ditanya, apakah Front Pembela Islam akan melakukan aksi protes terhadap peredaran film ini, Munarman tidak menjawab secara tegas. "Nanti kami pikirkan," kata dia.

Namun, dia meminta setiap umat Islam harus mengembalikan kehormatan agama yang sudah diinjak-injak akibat penayangan film ini. "Terserah apa saja," kata dia. Dia meminta umat Islam melakukan pengembalian kehormatan ini sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Film Innocence of Muslims berdurasi selama dua jam. Film ini sempat beredar di Youtube sebelum akhirnya ditutup di Indonesia karena permintaan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Pembuatan ini menyebabkan Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Libya diserang dengan roket sehingga menyebabkan duta besar dan tiga stafnya tewas.

Aksi Mengecam Innocence of Muslims Dibubarkan Polisi Prancis

Minggu, 16 September 2012 10:16 WIB






Metrotvnews.com,Paris: Pemerintah Prancis memberikan pengamanan ketat di sekitar kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kota Paris, menyusul panasnya aksi protes mengecam film "Innocence of Muslims". Film yang beredar di internet itu dinilai telah melukai umat muslim di dunia karena menghina Nabi Muhammad SAW.


Pada hari Sabtu (15/9) waktu setempat, puluhan demonstran mulai berkumpul untuk berunjuk rasa mengecam film yang diproduksi di Amerika Serikat itu. Belasan demonstran dikelilingi oleh polisi anti-huruhara, namun suasana sejauh ini tetap damai. Namun jumlah demonstran semakin lama terus meningkat hingga mencapai sekitar 250 orang.


Unjuk rasa itu akhirnya dibubarkan kepolisian setempat karena tidak memiliki izin. Polisi juga menahan sekira 150 orang demonstran. Polisi mengatakan demonstran yang ditahan akan diperiksa identitasnya dan kemudian dilepas kembali.

Demonstrasi itu adalah bagian dari gelombang protes umat Islam di kantor-kantor diplomatik AS di seluruh dunia. Beberapa aksi itu diwarnai kericuhan, bahkan hingga menelan korban jiwa. Kantor Konsulat AS di Benghazi, Libya, dibakar sehingga menewaskan empat warga AS, termasuk Duta Besar Christopher Stevens.

Hngga kini film Innocence of Muslims terus dikecam umat Islam di berbagai negara, terutama di Timur Tengah. Umat muslim dunia marah karena isi film itu dianggap melecehkan Rasulullah Muhammad SAW.(DSY)


HTI Tuntut AS Mengadili Sutradara Innocence of Muslims

Minggu, 16 September 2012 14:04 WIB


Metrotvnews.com, Banjarmasin:Beredarnya film "The Innocence of Muslim" terus menuai kecaman umat muslim di dunia, termasuk massa Hisbut Tahrir Indonesia (HTI) di beberapa daerah. Mereka turun ke jalan untuk berunjuk rasa memerotes film yang dinilai menghina umat muslim. HTI menuntut pemerintah Amerika Serikat untuk mengadili sang sutradara film itu yang dianggap telah melecehkan Nabi Muhammad SAW.



Aksi dilakukan massa HTI secara serentak di berbagai daerah. Di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ribuan aktivis HTI turun ke jalan. Mereka melakukan aksi jalan kaki di jalan protokol di Banjarmasin sepanjang lima kilometer. Aksi mereka dimulai dari Jalan Merdeka, samping Masjid Raya Sabilal Muhtadin.

Massa menyerukan takbir dan mengajak warga muslim untuk bersama-sama mengutuk adanya film yang dinilai menghina kehormatan Nabi Muhammad SAW. Massa membawa poster dan spanduk bertuliskan hujatan kepada pemerintah AS serta Presiden Barack Obama.

Selain di Banjarmasin, aksi serupa juga digelar massa HTI se-Bogor Raya. Mereka berunjuk rasa di depan Tugu Kujang, Jalan Pajajaran, Kota Bogor, Jawa Barat. Massa mengacungkan spanduk berisi kecaman terhadap sutradara film Innocence of Muslims. Massa HTI menuntut agar sang sutradara Sam Bacile, warga California, AS, diadili di Pengadilan Internasional.(DSY)


Hillary: 'Innocence of Muslims' Film Tercela

Sabtu, 15 September 2012, 22:45 WIB
Republika/ Tahta Aidilla
  
Hillary: 'Innocence of Muslims' Film Tercela
Menteri Luar Negeri AS, Hillary R Clinton, berbicara saat melakukan konfwrensi pers usai pertemuan dengan Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa, di Jakarta, Senin (3/9) malam.


REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Gunjang-ganjing film 'Innocence of Muslims' mengusik hati seorang Hillary Clinton. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat itu mengaku tak habis pikir apa maksud dibalik pembuatan film yang menghina Nabi Muhammad SAW dan umat Islam dunia tersebut. Sebab, menurut Hillary film itu menjijikkan.

Hillary pun mengecam pembuatan film tersebut. Tak hanya itu, meski pembuatnya berasal dari AS, tapi Hillary menegaskan Pemerintah AS tidak ada kaitannya dengan film karya Nakoula Basseley itu.

"Bagi kami, bagi saya, secara pribadi, video itu menjijikkan dan tercela. (Film itu) sepertinya memiliki tujuan sangat sinis, yaitu merendahkan sebuah agama besar dan memprovokasi kemarahan umatnya," kata Hillary seperti dinukil AP.

Namun, Hillary menegaskan tidak ada justifikasi. "Sama sekali tidak ada justifikasi untuk merespons video itu dengan kekerasan," tegasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar